Selasa, 25 Oktober 2011

Mengukur Nilai Aktivitas Ekonomi dan Mengukur Biaya Hidup


Semoga Bermanfaat, sedikit ringkasan dari tugas Pengantar Ekonomi Makro
Mengukur  Nilai Aktivitas Ekonomi 
dan  
Mengukur Biaya Hidup

Produk Domestik Bruto ( GDP )
                Produk Domestik Bruto ( GDP ) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian selama kurun waktu tertentu.
Tujuan GDP adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu, statistik ini biasannya dihitung oleh Biro Analisis Ekonomi setiap tiga bulan. Ada dua cara untuk melihat statistik ini:
1-      Dengan melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam perekonomian
2-      Dengan melihat GDP sebagai pengeluaran total atas output barang dan jasa perekonomian
Beberapa Kaidah Untuk Menghitung GDP
                Banyak variabel ekonomi untuk mengukur jumlah sesuatu dalam perekonomian riil, para ahli ekonomi membedakan dua jenis variabel jumlah.
Jenis Variabel Jumlah:
1.       Persediaan ( stock ) adalah jumlah yang di ukur pada titik waktu tertentu
2.       Aliran ( flow ) adalah jumlah yang di ukur perunit waktu.
GDP Riil Versus GDP Nominal
                Para ekonom menyebut nilai barang dan jasa yang diukur dengan harga berlaku sebagai GDP nominal. Sedangkan nilai barang dan jasa yang diukur dengan menggunakan harga konstan berlaku sebagai GDP riil, GDP riil menunjukkan apa yang akan terjadi terhadap pengeluaran atas output jika jumlah berubah tetapi harga tetap.
Deflator GDP
                Deflator GDP juga disebut dengan deflator harga implisit untuk GDP, didefinisikan sebagai rasio GDP nominal terhadap GDP riil:

Deflator GDP = GDP Nominal/GDP Riil
Deflator GDP mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian
UKURAN RANTAI-TERTIMBANG GDP RIIL
Kita telah membahas GDP riil dengan asumsi penyederhanaan bahwa harga yang digunakan untuk menghitung ukuran ini tidak pernah berubah dari nilai tahun dasarnya. Jika memang demikian halnya, maka semakin lama harga yang digunakan akan semakin ketinggalan jaman.
Contoh: Harga computer turun secara dramatis,sementara uang kuliah naik. Ketika menilai produksi computer dan pendidikan,tidak tepat bila kita menggunakan harga yang diberlakukan sepuluh tahun atau dua puluh tahun yang lalu
Untuk memecahkan masalah ini,setiap 5 tahun,biro analisis Ekonomi biasa memperbarui secara periodik harga yg digunakan untuk menghitung GDP riil.

KOMPONEN-KOMPONEN PENGELUARAN
Pos pendapatan nasional membagi GDP menjadi 4 kelompok pengeluaran:
  1. Konsumsi (C)
  2. Investasi (I)
  3. Pembelian pemerintah (G)
  4. Ekspor neto (NX)
Jadi,dengan menggunakan symbol Y untuk GDP,


Y=C+G+I+NX




Konsumsi = terdiri dari barang dan jasa yang dibeli rumah tangga
Investasi = terdiri dari barang-barang yang dibeli untuk penggunaan masa depan
Pembelian pemerintah = barang dan jasa yang d beli oleh pemerintah pusat
Ekspor neto = memperhitungkan perdagangan dengan negara lain
UKURAN-UKURAN PENDAPATAN LAIN
Pendapatan nasional mencakup ukuran-ukuran pendapatan lain yang agak berbeda dari GDP. Penting untuk memahami berbagai ukuran karena para ekonom dan media sering memakainya sebagai acuan.
Untuk melihat ukuran itu saling terkait, kita bisa mulai dengan GDP dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan produk nasional bruto, kita menambah penerimaan dari pendapatan faktor produksi dari seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor keseluruh dunia:


GNP = GDP + pembayaran faktor dari mancanegara – pembayaran faktor ke mancanegara
 



Untuk mendapatkan produk nasional netto (Net National Product), kita kurangi depresiasi modal-jumlah persediaan pabrik, peralatan, dan struktur residensial perekonomian yang habis dipakai selama setahun:

NNP = GNP - Depresiasi

Untuk mendapatkan pendapatan nasional:


Pendapatan Nasional = NNP – pajak usaha tidak langsung

Pendapatan nasional mengukur berapa banyak pendapatan yang diperoleh setiap orang dalam perekonomian.
Pos pendapatan nasional membagi pendapatan nasional menjadi 5 komponen:
  1. Kompensasi pekerja (71,3%)
  2. Pendapatan perusahaan perseorangan (9,5%)
  3. Pendapatan sewa (1,4%)
  4. Laba korporasi (12,4%)
  5. Bunga neto (5,4%) 
Beberapa penyesuaian membawa kita dari pendapatan nasional ke pendapatan perseorangan, yaitu jumlah pendapatan yang di terima rumah tangga bisnis nonkooperasi

Pendapatan perseorangan = pendapatan nasional - laba korporasi - kontribusi asuransi sosial -bunga neto+dividen+transfer pemerintah pada individu+pendapatan bunga perseorangan

Untuk mendapatkan pendapatan perseorangan disposable:


Pendapatan perseorangan disposabel = pendapatan perseorangan - pembayaran pajak + nonpajak perseorangan
PENYESUAIAN MUSIMAN
Karena GDP riil dan ukuran pendapatan lain mencerminkan kualitas kinerja perekonomian, para ekonom tertarik untuk mempelajari fluktuasi kuartal demi kuartal dalam variable-variabel ini. Tetapi ketika kita mulai melakukannya, muncul sebuah fakta bahwa seluruh ukuran pendapatan ini menunjukkan pola musiman yang teratur. Output perekonomian meningkat selama setahun, mencapainya puncak dalam kuartal keempat (Oktober,November dan Desember), dan kemudian merosot dalam kuartal pertama (Januari,Februari,Maret) pada tahun berikutnya. Perubahan musim yang teratur ini sangat penting. Dari kuartal keempat kekuartal pertama, GDP riil menurun sebesar kira-kira 8%.
Ketika para ekonom mempelajari fluktuasi dalam GDP riil dan variable-variabel ekonomi lain,mereka seringkali ingin menghapus bagian dari fluktuasi yang disebabkan oleh perubahan musiman yang bisa diprediksi. Sebagian besar statistik ekonomi yang dilaporkan surat kabar disesuaikan menurut musim seasonally adjusted. Ini berarti bahwa data itu telah disesuaikan untuk menghilangkan fluktuasi musiman regular. Prosedur statistik yang digunakan terlalu rumit untuk disajikan di sini, tetapi pada dasarnya prosedur itu mengurangi perubahan pendapatan yang bisa diprediksi dengan mudah dari perubahan musim. Karena itu, ketika mengamati naik turunnya GDP riil atau serangkaian data lainnya, harus melihat hal-hal lain diluar siklus musiman sebagai penyebabnya.


Mengukur Biaya Hidup : Indeks Harga Konsumen
Harga Sekelompok Barang
Peningkatan dalam seluruh tingkat harga disebut inflasi. Ukuran mengenai tingkat harga yang paling banyak digunakan adalah indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI). CPI dihitung oleh Biro Statistik Tenaga Kerja (AS)/ Indeks harga konsumen disusun oleh Badan Pusat Statistik berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber relevan, seperti pasar konsumen, produsen, lembaga-lembaga konsumen, dan sebagainya (IND). Jika GDP mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, CPI mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga.
CPI adalah harga sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang sama pada tahun dasar. Waktu dasar yang dipergunakan adalah tahun dimana ekonomi dianggap dalam keadaan stabil dan tidak berjauhan dengan tahun yang akan datang.
Contoh:
CPI =   (Jml Brg x Hrg Brg1 pd thn Skrng)+(Jml Brg xHrg Brg2 pd thn Skrng)
(Jml BrgXHrg Brg1 pd thn dasar)+( Jml BrgXHrg Brg2 pd thn dasar)
Faktor yang mempengaruhi pembentukan harga konsumen:
1. kebijakan pemerintah berkenaan dengan politik ekonomi dan moneter serta politik perdagangan luar negeri,
2. kebijakan harga yang ditetapkan oleh pemerintah,
3. jumlah permintaan konsumen terhadap komoditas,
4. kenaikan pendapatan masyarakat,
5. biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen,
6. nilai mata uang jika dibandingkan dengan kurs.
CPI Versus Deflator GDP
Deflator GDP dan CPI memberikan informasi yang berbeda tentang apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian.
Tiga Perbedaan CPI dan Deflator GDP :
  1. Deflator GDP mengukur harga seluruh barang dan jasa yang diproduksi. CPI mengukur harga barang dan jasa yang dibeli konsumen.
  2. Deflator GDP hanya mencakup barang dan jasa yang diproduksi secara domestik. CPI terpengaruh barang-barang impor.
  3. Deflator GDP menggunakan timbangan tidak tetap. CPI menggunakan timbangan tetap terhadap harga barang-barang yang berbeda.
Para ekonom menyebut indeks harga dengan sekelompok barang tetap sebagai indeks laspeyres dan indeks harga dengan kelompok barang tidak tetap sebagai indeks Paasche. Ketika harga barang-barang yang berbeda berubah dengan jumlah yang berbeda, indeks laspeyres (kelompok barang tetap) cenderung menetapkan terlalu tinggi peningkatan biaya hidup karena tidak memperhitungkan bahwa konsumen memiliki peluang untuk mensubstitusi barang yang lebih murah daripada barang yang mahal. Indeks Paasche (kelompok barang tidak tetap) cenderung menetapkan terlalu rendah peningkatan biaya hidup.
Mengukur Tuna Karya: Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran adalah statistik yang mengukur persentase orang-orang yang ingin bekerja tetapi tidak mempunyai pekerjaan.
Dua Ukuran Total Pekerja :
  1. Survei Rumah Tangga : diperoleh estimasi jumlah orang yang mengatakan bahwa mereka bekerja.
  2. Survei Perusahaan : diperoleh estimasi jumlah pekerja yang dimiliki perusahaan berdasarkan gaji.
Survei Rumah Tangga
Ada 3 kategori dari survey rumah tangga :
  1. Bekerja : Kategori ini mencakup seseorangyang pada saat survey dilakukan bekerja sebagai pegawai yang menerima upah, bekerja pada usaha milik sendiri, atau bekerja sebagai pegawai yang tidak menerima upah pada usaha keluarga. Kategori ini juga mencakup mereka yang memiliki pekerjaan namun tidak sedang bekerja karena untuk sementara waktu absen.
  2. Tidak bekerja : Kategori ini mencakup mereka yang tidak bekerja, memiliki keinginan untuk bekerja, dan telah mencoba mencari pekerjaan, juga termasuk yang menunggu panggilan kerja.
  3. Tidak termasuk dalam angkatan kerja : Kategori ini mencakup mereka yang tidak termasuk dalam dua kategori awal,seperti pelajar, ibu rumah tangga, atau pensiunan.
Seseorang yang ingin bekerja tetapi menyerah mencari pekerjaan, pekerja yang putus asa (discouraged worker) dianggap tidak termasuk dalam angkatan kerja.
Angkatan kerja (labor force) didefinisikan sebagai jumlah orang yang sedang bekerja dan orang yang menganggur, dan tingkat pengangguran (unemployment rate) didefinisikan sebagai persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja.

Angkatan kerja = Jml Org yg Bekerja+ Jml Pengangguran





Tingkat Pengangguran =    (Jumlah Pengangguran / Angkatan Kerja)X100%


Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate) yaitu persentase dari populasi orang dewasa yang ada dalam angkatan kerja.





Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja =   (Angkatan Kerja / Populasi Dewasa)X100%


Survei Perusahaan
Diperoleh estimasi jumlah pekerja yang dimiliki perusahaan berdasarkan gaji.
Kelemahan dari kedua survei
  1. Kedua survei mengukur hal yang berbeda
  2. Perusahaan yang baru berdiri memerlukan waktu untuk dilibatkan ke dalam survei perusahaan. Sedangkan survei rumah tangga bagaimana memperhitungkan pekerjaan di antara rumah tangga yang disurvei terhadap keseluruhan populasi.
Kesimpulan : Dari Statistik Ekonomi ke Model Ekonomi
      Tiga Statistik yaitu produk domestic bruto, indeks harga konsumen, dan tingkat penggangguran mengkuantifikasi kinerja perekonomian. Para pembuat keputusan public dan swasta menggunakan statistic ini untuk memantau perubahan-peubahan dalam perekonomian dan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang tepat. Para ekonom menggunakan statistik ini untuk mengembangkan dan menguji teori-teori tentang bagaimana perekonomian berjalan.

Tidak ada komentar: