Makalah yang penuh perjuangan, Semoga Bermanfaat,,,,,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring dengan perkembangan usaha, banyak juga perusahaan-perusahaan yang melakukan perbaikan manajemennya. Dapat kita lihat perbaikan struktur organisasi suatu usaha yang semakin beraneka ragam. Adanya kewenangan, pendelegasian, dan desentralisasi disetiap tugas untuk menjalankan organisasi membantu orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Sedangkan penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektifitas organisasi. Oleh sebab itu, peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, termasuk beberapa konsep yang berkaitan erat dengan faktor tersebut. Tanpa suatu sistem wewenang, suatu organisasi tidak dapat berfungsi dengan baik. Begitu juga dengan adanya pendelegasian dan desentralisasi membantu jalannya suatu organisasi. Ketiga fungsi tersebut saling terkait dan tidak bisa berdiri sendiri,dan memerlukan koordinasi yang baik.
Wewenang, delegasi dan desentralisasi juga bisa kita lihat aplikasinya di koperasi KSU Citra Polinema, walaupun masih baru berdiri tapi sudah ada struktur organisasi yang bisa dipertanggungjawabkan. Oleh sebab itu diambillah judul makalah ini “ Hirarki Tanggung Jawab Pengurus, Pengelola, dan Pengawas KSU Citra Polinema”
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami wewenang, pendelegasian, dan desentralisasi dalam suatu organisasi.
2. Untuk mengetahui aplikasi penganggungjawaban manajemen dalam suatu organisasi.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengarahan
Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan pengarahan yang tepat kepada para karyawan yang ada agar tujuan dari perusahaan tersebut akan cepat tercapai dengan seefektif dan seefisien mungkin.
Pengertian actuating secara bahasa adalah pengarahan atau dengan kata lain pergerakan pelaksanaan, sedang pengertian secara istilah actuating (pengarahan) adalah mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai tujuan perusahaan. Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasian.
Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun canggihnya atau handalnya, baru dapat dilakukan jika karyawan ikut berperan aktif melaksanakannya. Fungsi pengarahan ini adalah ibarat kunci stater mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika kunci staternya telah melaksanakan fungsinya. Demikian juga proses manajemen baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
2.2 PENGERTIAN WEWENANG, KEKUASAAN DAN PENGARU
2.2.1 Wewenang
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu. Contoh : Seorang manajer suatu organisasi mempunyai hak untuk memberi perintah dan tugas, serta menilai pelaksanaan kerja karyawan di bawahnya. Wewenang merupakan hasil delegasi atau pelimpahan wewenang dari posisi atasan ke bawahan dalam organisasi.
Dua pandangan mengenai sumber wewenang, yaitu :
1. Teori Formal (pandangan klasik) - Beranggapan bahwa : Wewenang adalah dianugerahkan. Wewenang ada karena seseorang diberi atau dilimpahi atau diwarisi hal tersebut. Wewenang berasal dari tingkat masyarakat yang sangat tinggi dan kemudian secara hukum diturunkan dari tingkat ke tingkat. Jadi, pandangan ini menelusuri sumber tertinggi dari wewenang ke atas sampai sumber terakhir, dimana untuk organisasi perusahaan adalah pemilik atau pemegang saham.
2. Teori Penerimaan (acceptance theory of authority) – Beranggapan bahwa : Wewenang seseorang timbul hanya bila hal itu diterima oleh kelompok atau individu kepada siapa wewenang tersebut dijalankan. Pandangan ini menyatakan kunci dasar wewenang ada dalam yang dipengaruhi (influence) bukan yang mempengaruhi (influencer). Jadi, wewenang itu ada atau tidak tergantung pada penerima (receiver), yang memutuskan untuk menerima atau menolak.
2.2.2 Kekuasaan
Kekuasaan (power) adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut (wewenang). Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan atau kejadian. Wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan tanpa wewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
Menurut Amitai Etzioni, seorang pemimpin dapat mempengaruhi perilaku adalah hasil dari kekuasaan posisi (kedudukan atau jabatan) atau kekuasaan pribadi atau kombinasi dari keduanya.
1. Kekuasaan posisi (position manajemen) didapat dari wewenang formal suatu organisasi. Besarnya kekuasaan ini tergantung seberapa besar wewenang didelegasikan kepada individu yang menduduki posisi tersebut. Kekuasaan posisi akan semakin besar bila atasan telah mempercayai individu itu.
2. Kekuasaan pribadi (personal power) didapatkan dari para pengikut dan didasarkan atas seberapa besar para pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat pada seorang pemimpin.
Sumber kekuasaan menunjukkan bahwa kekuasaan dapat diklasifikasikan atas dasar sumbernya, yaitu :
1. Kekuasaan Posisi
a. Kekuasaan Balas Jasa (reward power) berasal dari sejumlah balas jasa positif (uang, perlindungan, perkembangan karir, dan sebagainya) yang diberikan kepada pihak penerima untuk melaksanakan perintah atau persyaratan lainnya.
b. Kekuasaan Paksaan (coercive power) berasal dari perkiraan yang dirasakan orang bahwa hukuman (dipecat, ditegur, dan sebagainya) akan diterimanya bila mereka tidak melaksanakan perintah pimpinan.
c. Kekuasaan sah (legitimate power) berkembang dari nilai-nilai intern yang mengemukakan bahwa seorang pimpinan mempunyai hak sah untuk mempengaruhi bawahan. Seseorang mempunyai kewajiban untuk menerima pengaruh tersebut karena seseorang lain ditentukan sebagai pimpinannya atau boss.
d. Kekuasaan Pengendalian Informasi (control of information power) berasal dari pengetahuan dimana orang lain tidak mempunyainya. Cara ini digunakan dengan pemberian atau penahanan informasi yang dibutuhkan.
2. Kekuasaan Pribadi
a. Kekuasaan Panutan (referent power) didasarkan atas identifikasi orang-orang dengan seorang pimpinan dan menjadikan pemimpin itu sebagai panutan atau simbol. Karisma pribadi, keberanian, simpatik, dan sifat-sifat lain adalah faktor-faktor penting dalam kekuasaan panutan.
b. Kekuasaan Ahli (expert power) merupakan hasil dari keahlian atau ilmu pengetahuan seorang dalam bidangnya dimana pemimpin tersebut ingin mempengaruhi orang lain.
Keluasan wewenang dan kekuasaan : Semua anggota organisasi mempunyai peraturan, kode etik, atau batasan-batasan tertentu pada wewenangnya.
Tanggung jawab dan akuntabilitas : Tanggung jawab (responsibility) adalah kewajiban untuk melakukan sesuatu yang timbul bila seorang bawahan menerima wewenang manajer untuk mendelegasikan tugas atau fungsi tertentu. Akuntabilitas (accountability) adalah kenyataan bahwa bawahan akan selalu diminta pertanggungjawabannya atas pemenuhan tanggung jawab yang dilimpahkan kepadanya.
2.2.3 Pengaruh
Pengaruh (influence) : suatu transaksi sosial dimana seseorang atau kelompok dibujuk oleh seseorang atau kelompok lain untuk melakukan kegiatan sesuai dengan harapan mereka yang mempengaruhi. Pengaruh tercermin perubahan perilaku atau sikap yang diakibatkan secara langsung dari tindakan atau keteladanan orang atau kelompok lain. Pengaruh dapat timbul karena status jabatan, kekuasaan mengawasi dan menghukum, pemilikan informasi lebih lengkap, ataupun penguasaan saluran komunikasi yang lebih baik. Proses pengaruh tergantung pada tiga unsure, yaitu pihak yang mempengaruhi, metode mempengaruhi dan pihak yang dipengaruhi.
2.2.4 Struktur Lini dan Staf
Semua organisasi mempunyai sejumlah fungsi-fungsi dasar yang harus dilaksanankan. Contoh : organisasi perusahaan biasanya paling sedikit mempunyai tiga fungsi dasar - produksi (manufacturing atau operasi), pemasaran (penjualan) dan keuangan. Fungsi-fungsi dasar tersebut dilaksanakan oleh semua organisasi, baik manufacturer, pedagang eceran, perusahaan jasa, ataupun organisasi nonprofit. Fungsi-fungsi ini biasanya disusun dalam suatu organisasi lini dimana rantai perintah adalah adalah jelas dan mengalir kebawah melalui tingkatan-tingkatan manajerial.
Organisasi lini dan staf : Staf merupakan individu atau kelompok (terdiri dari para ahli) dalam struktur organisasi yang fungsi utamanya memberikan saran dan pelayanan kepada fungsi lini. Karyawan staf atau staf departemen tidak secara langsung terlibat dalam kegiatan utama organisasi atau departemen.
Ada dua tipe staf, yaitu :
1. Staf Pribadi (personal staff) : memberikan saran, bantuan dan jasa kepada seorang manajer (individual). Staf pribadi kadang-kadang disebut sebagai asisten atau asisten staf yang mempunyai tugas bermacam-macam untuk atasan dan biayanya generalis
2. Staf Spesialis: memberikan saran, konsultasi, bantuan dan melayani seluruh lini dan unsure organisasi. Fungsi dari staf spesialis ini sempit dan membutuhkan keahlian khusus.
2.2.5 Wewenang Lini, Staf dan Fungsional
Wewenang lini (line authority) : wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Wewenang lini diwujudkan dalam wewenang perintah dan secara langsung tercermin sebagai rantai perintah, serta diturunkan kebawah melalui tingkatan organisasi
Wewenang staf (staff authority) : hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi atau konsultasi kepada personalia lini. Wewenang staf tidak memberikan wewenang kepada anggota staf untuk memerintah lini mengerjakan kegiatan tertentu.
Wewenang staf fungsional (fungsional staff authority) : hubungan terkuat yang dapat dimiliki staf dengan satuan-satuan lini. Bila dilimpahi wewenang fungsional oleh manajemen puncak, seorang staf spesialis mempunyai hak untuk memerintah satuan lini sesuai kegiatan fungsional dimana hal itu merupakan spesialisasi dari staf bersangkutan.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan berbagai konflik di antara departemen dan orang-orang lini dan staf, yaitu :
1. Perbedaan umur dan pendidikan : orang-orang staf biasanya lebih muda dan lebih berpendidikan daripada orang-orang lini sehingga menimbulkan generation gap
2. Perbedaan tugas : dimana orang lini lebih teknis dan generalis daripada staf spesialis. Hal ini menimbulkan kejadian-kejadian seperti :
a. Karena staf sangat spesialis, mungkin menggunakan istilah dan bahasa yang tidak dapat dipahami orang lini.
b. Orang lini mungkin merasa bahwa staf spesialis tidak sepenuhnya mengerti masalah-masalah lini dan menganggap saran mereka tidak dapat diterapkan atau dikerjakan.
3. Perbedaan sikap : hai ini tercermin pada
a. Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung memberikan perintah-perintah kepada orang lini untuk membuktikan eksistensinya.
b. Orang staf cenderung merasa paling berjasa untuk gagasan-gagasan yang diimplementasikan oleh lini dan sebaliknya, orang lini mungkin tidak menghargai peranan staf dalam membantu pemecahan masalah-masalahnya.
c. Orang staf selalu merasa dibawah perintah orang lini, dilain pihak, orang lini selalu curiga bahwa orang staf ingin memperluas kekuasaannya.
4. Perbedaan posisi. Manajemen puncak mungkin tidak mengkomunikasikan secara jelas luasnya wewenang staf dalam hubungannya dengan lini. Padahal organisasi departemen staf ditempatkan relative pada posisi tinggi dekat manajemen puncak. Departemen lini dengan tingkatan lebih rendah cenderung tidak senang dengan hal tersebut.
2.3 DELEGASI WEWENANG
Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal kepada orang lain untuk melaksanakan kegiatan tertentu. Delegasi wewenang adalah proses dimana para manajer mengalokasikan wewenang ke bawah kepada orang-orang yang melapor kepadanya.
Kegiatan yang terjadi ketika delegasi dilakukan ada empat, yaitu :
1. Pendelegasian menetapkan dan memberikan tujuan dan tugas kepada bawahan.
2. Pendelegasian melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan atau tugas.
3. Penerimaan delegasi, baik implisit atau eksplisit menimbulkan kewajiban atau tanggung jawab.
4. Pendelegasian menerima pertanggungjawaban bawahan untuk hasil-hasil yang dicapai.
Efektivitas delegasi merupakan faktor utama yang membedakan manajer sukses dan manajer tidak sukses.
Alasan-alasan pendelegasian, yaitu :
1. Pendelegasian memungkinkan manajer dapat mencapai lebih dari bila mereka menangani setiap tugas sendiri.
2. Delegasi wewenang dari atasan ke bawahan merupakan proses yang diperlukan agar organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
3. Delegasi juga memungkinkan manajer memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4. Delegasi memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang bahkan dapat digunakan sebagai alat untuk belajar dari kesalahan.
Pedoman klasik untuk delegasi efektif, yaitu :
1. Prinsip skalar : dalam proses pendelegasian harus ada garis wewenang yang jelas mengalir setingkat demi setingkat dari tingkatan organisasi paling atas ke tingkatan paling bawah. Dalam proses pembuatan garis wewenang dibutuhkan delegasi penuh yang berarti bahwa semua tugas organisasi yang diperlukan harus dibagi habis.
2. Prinsip kesatuan perintah : menyatakan bahwa setiap bawahan dalam organisasi seharusnya melapor hanya kepada seorang atasan. Pelaporan kepada lebih dari satu atasan membuat individu mengalami kesulitan untuk mengetahui kepada siapa pertanggung jawaban diberikan dan instruksi mana yang harus diikuti. Disamping itu, bawahan dapat menghindari tanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang jelek dengan alas an banyaknya tugas dari atasan lain.
3. Tanggung jawab, wewenang dan akuntabilitas. Bagi manajer, selain harus mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya sendiri juga harus mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas bawahannya.
Alasan-alasan mengapa manajer gagal dalam mendelegasikan, yaitu :
1. Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan keputusan.
2. Manajer tidak bersedia menghadapi resiko bahwa bawahan akan melaksanakan wewenangnya dengan salah atau gagal.
3. Manajer tidak atau kurang mempunyai kepercayaan akan kemampuan bawahannya.
4. Manajer merasa bahwa bawahannya lebih senang tidak mempunyai hak pembuatan keputusan yang luas.
5. Manajer takut bahwa bawahan akan melaksanakan tugasnya dengan efektif sehingga posisinya sendiri terancam.
6. Manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasikan tugasnya.
Alasan-alasan mengapa bawahan tidak menerima delegasi, yaitu :
1. Delegasi berarti bawahan menerima tambahan tanggung jawab dan akuntabilitas.
2. Selalu ada perasaan bahwa bawahan akan melaksanakan wewenang barunya dengan salah dan menerima kritik.
3. Banyak bawahan kurang mempunyai kepercayaan diri dan merasa tertekan bila dilimpahi wewenang pembuatan keputusan yang lebih besar.
Agar proses pendelegasian berjalan dengan efektif diperlukan berbagai cara untuk mengatasi atau menanggulangi hambatan-hambatan, yaitu :
1. Kesediaan manajer untuk memberikan kepada bawahannya kebebasan yang sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang dilimpahkan kepadanya.
2. Pengembangan komunikasi antara manajer dan bawahan akan meningkatkan saling pengertian dan membuat delegasi lebih efektif.
Louis Allen telah mengemukakan beberapa teknik khusus untuk membantu manajer melakukan delegasi dengan efektif, yaitu :
1. Tetapkan tujuan : bawahan harus diberitahu maksud dan pentingnya tugas-tugas yang didelegasikan kepada mereka.
2. Tegaskan tanggung jawab dan wewenang. Bawahan harus diberi informasi dengan jelas tentang apa yang mereka harus pertanggung jawabkan dan bagian dari sumber daya-sumber daya organisasi mana yang ditempatkan di bawah wewenangnya.
3. Berikan motivasi kepada bawahan. Manajer dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan tujuan mereka yang sensitive.
4. Meminta penyelesaian kerja. Manajer memberikan pedoman, bantuan dan informasi kepada bawahan, sedangkan para bawahan harus melaksanakan pekerjaan sesungguhnya yang telah didelegasikan.
5. Berikan latihan. Manajer perlu mengarahkan bawahan untuk mengembangkan pelaksanaan kerjanya.
6. Adakan pengawasan yang memadai. Sistem pengawasan yang terpercaya (seperti laporan mingguan) dibuat agar manajer tidak perlu menghabiskan waktunya dengan memeriksa pekerjaan bawahan terus menerus.
2.4 SENTRALISASI VERSUS DESENTRALISASI
Sentralisasi adalah pemusatan kekuasaan dan wewenang pada tingkatan atas suatu organisasi. Desentralisasi adalah penyebaran atau pelimpahan secara meluas kekuasaan dan pembuatan keputusan ke tingkatan-tingkatan organisasi yang lebih rendah.
Penentuan derajat desentralisasi sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1. Filsafat manajemen. Banyak manajer puncak yang sangat otokratik dan menginginkan pengawasan pusat yang kuat. Hal ini akan mempengaruhi kesediaan manajemen untuk mendelegasikan wewenangnya.
2. Ukuran dan tingkat pertumbuhan organisasi. Organisasi tidak mungkin efisien bila semua wewenang pembuatan keputusan ada pada satu atau beberapa manajer puncak saja. Suatu rganisasi yang tumbuh semakin besar dan kompleks, ada kecenderungan untuk meningkatkan desentralisasi. Begitu juga tingkat pertumbuhan yang semakin cepat akan memaksa manajemen meningkatkan delegasi wewenangnya.
3. Strategi dan lingkungan organisasi. Strategi organisasi akan mempengaruhi tipe pasar, lingkungan teknologi, dan persaingan yang harus dihadapinya. Faktor-faktor ini selanjutnya akan mempengaruhi derajat desentralisasi.
4. Penyebaran geografis organisasi. Pada umumnya, semakin menyebar satuan-satuan organisasi secara geografis, organisasi akan cenderung melakukan desentralisasi, karena pembuatan keputusan akan lebih sesuai dengan kondisi local masing-masing.
5. Tersedianya peralatan pengawasan yang efektif. Organisasi yang kekurangan peralatan-peralatan efektif untuk melakukan pengawasan satuan-satuan tingkat bawah akan cenderung melakukan sentralisasi bila manajemen tidak dapat dengan mudah memonitor pelaksanaan kerja bawahannya.
6. Kualitas manajer. Desentralisasi memerlukan lebih banyak manajer-manajer yang berkualitas, karena mereka harus membuat keputusan sendiri.
7. Keaneka-ragaman produk dan jasa. Makin beraneka-ragam produk atau jasa yang ditawarkan, organisasi cenderung melakukan desentralisasi dan sebaliknya semakin tidak beraneka-ragam lebih cenderung sentralisasi.
8. Karakteristik-karakteristik organisasi lainnya. Seperti biaya dan resiko yang berhubungan dengan pembuatan keputusan, sejarah pertumbuhan organisasi, kemampuan manajemen bawah dan sebagainya.
2.5 Pengawasan
Semua fungsi tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan (controlling), atau sekarang banyak digunakan istilah pengendalian. Pengawasan adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat positif maupun negative. Pengawasan positif mencoba untuk mengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien dan efektif. Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau dibutuhkan tidak terjadi atau terjadi kembali.
Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu 1) penetapan standar pelaksanaan, 2) penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan, 3) pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan, dan 4) pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.
BAB III
KAJIAN EMPIRIS/PRAKTIK
3.1 Gambaran Umum Koperasi
3.1.1 Sejarah Perusahaan
KSU Citra Polinema dibentuk pada tanggal 28 Mei 2006, awalnya diadakan rapat di jalan Selat Sunda IV D5/31 kelurahan lesanpuro Kecamatan Kedungkandang Malang. Rapat tersebut diikuti oleh 25 orang yang merupakan pendiri koperasi.
Seiring dengan perkembangannya, pada bulan Januari 2008, Koperasi Serba Usaha Citra Polinema resmi menerima pendaftaran anggota. Begitu juga dengan salah satu unit koperasi, yaitu CV Citra Jasa Utama juga telah beroperasi di bidang jasa cleaning service.
3.1.2 Bentuk Hukum
Dalam menjalankan kegiatan operasional koperasi yang legal, KSU Citra Polinema telah mendapatkan legalitas berupa Akta Notaris Endang Merduwati, SH nomor 2 tahun 2007. Selain itu KSU Citra Polinema juga telah memiliki Surat Izin Usaha Perdangangan yang disahkan oleh Walikota dengan keputusan nomor 517/46/35.73.311/2008 tanggal 18 Maret 2008.
3.1.3 Maksud dan Tujuan Usaha
KSU Citra Polinema didirikan dengan maksud untuk menggalang kerja sama dalam rangka membantu kepentingan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan anggota. Pendirian KSU Citra Polinema memiliki tujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota dan kesejahteraan masyarakat serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar seutuhnya sesuai dengan Anggaran Dasar Koperasi.
3.2 Organisasi Perusahaan
3.2.1 Struktur Organisasi
KSU Citra Polinema tergolong koperasi dengan manajemen yang bagus. Hal ini tampak pada struktur organisasi yang tersususn baik. Pada halaman berikut adalah struktur organisasi KSU Citra Polinema yang merupakan rangkaian alur tanggung jawab atas tugas dan wewenang masing-masing personal:
3.2.2 Deskripsi Pekerjaan
1. Rapat Anggota Tahunan
Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi Koperasi. Tiap anggota mempunyai satu suara dalam rapat anggota. Rapat anggota diadakan sekurang-kurangnya satu kali setahun.
Rapat Anggota dapat diadakan:
a. Atas permintaan tertulis dari 1/10 dari jumlah anggota
b. Atas kehendak pengurus
Dalam rapat anggota ditetapkan :
a. Anggaran Dasar
b. Kebijakan Umum dibidang Organisasi, Manajemen dan usaha koperasi
c. Pemilihan, pengangkatan dan pemberhentian pengurus dan pengawas
d. Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan keuangan
e. Pengesahan laporan pertanggungjawaban dari pengawas dalam pelaksanaan tugasnya
f. Penggabungan, pembagian dan pembubaran koperasi
2. Pengawas
Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota. Pengawas koperasi paling banyak sejumlah 3 orang. Pengawas tidak diperkenankan merangkap menjadi pengurus atau pengelola. Pengawas memiliki 3 tahun masa jabatan.
Pengawas memiliki tugas untuk:
1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya kepada Rapat Anggota melalui pengurus.
Selain tugas, pengawas juga berwenang untuk:
1. Meneliti catatan yang ada pada koperasi
2. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan
3. Penasehat
Penasehat diangkat oleh Rapat Anggota dari orang yang bukan anggota yang memiliki pengetahuan tentang koperasi dan keahlian dalam perusahaan koperasi. Penasehat tidak mendapatkan gaji, namun dapat diberikan uang jasa yang disetujui oleh Rapat Anggota.
Penasehat tidak mempunyai hak suara dalam Rapat Anggota maupun Rapat Pengurus. Penasehat berwenang untuk memberi saran dan anjuran pada pengurus untuk kemajuan koperasi, baik itu diminta maupun tidak.
4. Pengurus
Pengurus KSU Citra Polinema merupakan anggota yang dipilih secara demokrasi dalam Rapat Anggota. Pengurus dalam hal ini bertanggung jawab kepada Rapat Anggota.
Pengurus bertugas untuk:
a. Memimpin organisasi dan usaha koperasi
b. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama koperasi
c. Mewakili koperasi dihadapan dan di luar pengadilan
Dalam keseharian kegiatan koperasi, pengurus memiliki tugas antara lain:
1. Ketua Pengurus
- Bertanggung jawab atas pengelolaan organisasi dan usaha koperasi
- Bertanggung jawab atas terpeliharanya buku daftar anggota
- Bertanggung jawab dalam penyelenggaraan rapat anggota
- Menyampaikan laporan keuangan dan pertanggung jawaban pelaksanaan tugas
- Bertanggung jawab atas keseluruhan koperasi
2. Wakil Ketua Pengurus
- Membantu Ketua Pengurus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
- Memeriksa dan mempelajari penerimaan anggota
- Bertanggung jawab atas jalannya unit usaha koperasi
3. Bendahara Pengurus
- Menyelenggarakan pembukuan keuangan
- Memeriksa dan mempelajari semua laporan keuangan dari masing-masing unit
- Mengatur sirkulasi keuangan koperasi dan berfungsi sebagai kasir
- Menyusun laporan keuangan dan menyerahkan pada ketua pengurus
4. Sekretaris Pengurus
- Mencatat dan mengagendakan semua kegiatan yang dilakukan koperasi
- Menyusun agenda rapat anggota
- Mendokumentasikan hasil rapat anggota
- Memelihara buku daftar anggota dan pengurus
- Membantu ketua pengurus menyusun Laporan Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
5. Pengelola
Pengelola usaha dilakukan oleh Manajer/Pengelola yang diangkat oleh pengurus dengan perjanjian kerja (kontrak) secara tertulis. Dalam melaksanakan tugasnya Manajer bertanggung jawab kepada pengurus. Manajer dalam menjalankan usahanya tidak boleh merangkap jabatan eksekutif lainnya.
Pengelola atau Manajer memiliki tugas sebagai berikut:
Bertanggung jawab atas jalannya unit usaha yang dikelolanya.
Mengatur sirkulasi keuangan unit usaha yang dikelola
Melayani kebutuhan anggota sesuai dengan kapasitas unit usaha yang dikelola
Membuat laporan keuangan dan laporan pertanggung jawaban operasional unit usaha yang dikelola.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan pengarahan yang tepat kepada para karyawan yang ada agar tujuan dari perusahaan tersebut akan cepat tercapai dengan seefektif dan seefisien mungkin. Begitu juga yang telah dilakukan di KSU Citra Polinema. Dalam pelaksanaannya ada Rapat Anggota Tahunan yang merupakan kekuasaan tertinggi, fungsinya untuk mengontrol dan menentukan kinerja kedepannya agar terarah. Dalam rapat ini menentukan pengurus, pengelola dan pengawas serta penasehat untuk menjalankan fungsinya masing-masing. Setiap orang yang menduduki jabatan tersebut mempunyai wewenang, kekuasaan dan pengaruhnya masing-masing. Walaupun ada wewenang, kekuasaan dan pengaruh dalam jabatan tersebut mereka harus menjalankannya untuk kepentingan bersama terutama untuk kepentingan anggota. Jika dikaitkan dengan dua pandangan mengenai sumber wewenang, maka KSU menggunakan atau mengkombinasikan 2 pandangan tersebut, yaitu Teori Formal dan Teori Penerimaan. Sedangkan kekuasaan seorang pemimpin di KSU dapat mempengaruhi perilaku adalah hasil dari kekuasaan posisi (kedudukan atau jabatan) dan kekuasaan pribadi.
Struktur Lini KSU mempunyai sejumlah kegiatan usaha yang berbadan hukum. Usaha tersebut mempunyai pengelola yang menjalankan usahanya di bawah pimpinan langsung dari pengurus. Pengelola atau staf KSU memberikan saran dan pelayanan kepada anggota khususnya dan masyarakat umumnya.
Pada Rapat Anggota dapat kita ketahui adanya sentralisasi yang merupakan kekuasaan tertinggi, sedangkan dalam menjalankan kegiatannya KSU menerapkan desentralisasi yang dijalankan oleh pengurus yang telah terpilih dalam Rapat Anggota. Walau kesehariannya dijalankan oleh pengurus tetapi adanya pengawasan dari dewan pengawas KSU membantu organisasi tersebut tetap berjalan sesuai dengan AD/ART saat Rapat Anggota sehingga pengurus tidak menyalahartikan wewenang yang diberikan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang hirarki dan penanggung jawab manajemen, maka dapat disimpulkan bahwa:
Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan media dapat terjalin karena adanya kerjasama antara pengurus, karyawan serta pengawas yang ikut berperan aktif melaksanakannya.
Wewenang yang telah diberikan telah didelegasikan dengan desentralisasi yang baik sehingga dapat dipertanggungjawabkan kepada anggota dalam Rapat Anggota Tahunan.
KSU Citra Polinema telah memiliki struktur organisasi dan deskripsi kerja yang jelas yang membantu untuk menentukan wewenang, kekuasaan dan pengaruhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, Hani. 2003. Manajemen. Yogyakarta : BPFE. Yogyakarta.
http://jeyekvsdudul.blogspot.com/2010/12/hirarki-tanggung-jawab.html
http://ayusuliestya.wordpress.com/2010/12/28/bentuk-organisasi-hirarki-tanggung-jawab-dan-pola-manajemen/
Selasa, 25 Oktober 2011
Mengukur Nilai Aktivitas Ekonomi dan Mengukur Biaya Hidup
Semoga Bermanfaat, sedikit ringkasan dari tugas Pengantar Ekonomi Makro
Mengukur Nilai Aktivitas Ekonomi
dan
Mengukur Biaya Hidup
Produk Domestik Bruto ( GDP )
Produk Domestik Bruto ( GDP
) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam
perekonomian selama kurun waktu tertentu.
Tujuan GDP adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu
nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu, statistik ini biasannya
dihitung oleh Biro Analisis Ekonomi setiap tiga bulan. Ada dua cara untuk
melihat statistik ini:
1- Dengan melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang di dalam
perekonomian
2- Dengan melihat GDP sebagai pengeluaran total atas output barang dan
jasa perekonomian
Beberapa Kaidah Untuk Menghitung
GDP
Banyak variabel ekonomi untuk
mengukur jumlah sesuatu dalam perekonomian riil, para ahli ekonomi membedakan dua
jenis variabel jumlah.
Jenis
Variabel Jumlah:
1. Persediaan ( stock ) adalah jumlah yang di ukur pada titik waktu
tertentu
2. Aliran ( flow ) adalah jumlah yang di ukur perunit waktu.
GDP
Riil Versus GDP Nominal
Para ekonom menyebut nilai
barang dan jasa yang diukur dengan harga berlaku sebagai GDP nominal. Sedangkan
nilai barang dan jasa yang diukur dengan menggunakan harga konstan berlaku
sebagai GDP riil, GDP riil menunjukkan apa yang akan terjadi terhadap
pengeluaran atas output jika jumlah berubah tetapi harga tetap.
Deflator GDP
Deflator GDP juga disebut dengan
deflator harga implisit untuk GDP, didefinisikan sebagai rasio GDP nominal
terhadap GDP riil:
Deflator GDP = GDP Nominal/GDP Riil
Deflator
GDP mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam perekonomian
UKURAN RANTAI-TERTIMBANG GDP RIIL
Kita
telah membahas GDP riil dengan asumsi penyederhanaan bahwa harga yang digunakan
untuk menghitung ukuran ini tidak pernah berubah dari nilai tahun dasarnya. Jika
memang demikian halnya, maka semakin lama harga yang digunakan akan semakin
ketinggalan jaman.
Contoh: Harga computer turun secara dramatis,sementara uang kuliah naik. Ketika
menilai produksi computer dan pendidikan,tidak tepat bila kita menggunakan
harga yang diberlakukan sepuluh tahun atau dua puluh tahun yang lalu
Untuk
memecahkan masalah ini,setiap 5 tahun,biro analisis Ekonomi biasa memperbarui
secara periodik harga yg digunakan untuk menghitung GDP riil.
KOMPONEN-KOMPONEN PENGELUARAN
Pos pendapatan
nasional membagi GDP menjadi 4 kelompok pengeluaran:
- Konsumsi (C)
- Investasi (I)
- Pembelian pemerintah (G)
- Ekspor neto (NX)
Jadi,dengan
menggunakan symbol Y untuk GDP,
Y=C+G+I+NX |
Konsumsi = terdiri
dari barang dan jasa yang dibeli rumah tangga
Investasi = terdiri
dari barang-barang yang dibeli untuk penggunaan masa depan
Pembelian
pemerintah = barang dan jasa yang d beli oleh pemerintah pusat
Ekspor neto = memperhitungkan
perdagangan dengan negara lain
UKURAN-UKURAN PENDAPATAN LAIN
Pendapatan
nasional mencakup ukuran-ukuran pendapatan lain yang agak berbeda dari GDP. Penting
untuk memahami berbagai ukuran karena para ekonom dan media sering memakainya
sebagai acuan.
Untuk
melihat ukuran itu saling terkait, kita bisa mulai dengan GDP dan menambah atau
mengurangi berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan produk nasional bruto, kita
menambah penerimaan dari pendapatan faktor produksi dari seluruh dunia dan
mengurangi pembayaran dari pendapatan faktor keseluruh dunia:
GNP = GDP + pembayaran faktor
dari mancanegara – pembayaran faktor ke mancanegara
NNP = GNP - Depresiasi
Untuk mendapatkan
pendapatan nasional:
Pendapatan Nasional = NNP – pajak usaha tidak langsung
Pendapatan
nasional mengukur berapa banyak pendapatan yang diperoleh setiap orang dalam
perekonomian.
Pos pendapatan nasional membagi pendapatan nasional
menjadi 5 komponen:
- Kompensasi pekerja (71,3%)
- Pendapatan perusahaan perseorangan (9,5%)
- Pendapatan sewa (1,4%)
- Laba korporasi (12,4%)
- Bunga neto (5,4%)
Pendapatan
perseorangan = pendapatan nasional - laba korporasi - kontribusi asuransi sosial
-bunga neto+dividen+transfer pemerintah pada individu+pendapatan bunga
perseorangan
Untuk mendapatkan
pendapatan perseorangan disposable:
Pendapatan perseorangan
disposabel = pendapatan perseorangan - pembayaran pajak + nonpajak perseorangan
PENYESUAIAN MUSIMAN
Karena GDP riil dan ukuran pendapatan lain mencerminkan
kualitas kinerja perekonomian, para ekonom tertarik untuk mempelajari fluktuasi
kuartal demi kuartal dalam variable-variabel ini. Tetapi ketika kita mulai
melakukannya, muncul sebuah fakta bahwa seluruh ukuran pendapatan ini
menunjukkan pola musiman yang teratur. Output perekonomian meningkat selama
setahun, mencapainya puncak dalam kuartal keempat (Oktober,November dan Desember),
dan kemudian merosot dalam kuartal pertama (Januari,Februari,Maret) pada tahun
berikutnya. Perubahan musim yang teratur ini sangat penting. Dari kuartal
keempat kekuartal pertama, GDP riil menurun sebesar kira-kira 8%.
Ketika para ekonom mempelajari fluktuasi dalam GDP riil
dan variable-variabel ekonomi lain,mereka seringkali ingin menghapus bagian
dari fluktuasi yang disebabkan oleh perubahan musiman yang bisa diprediksi.
Sebagian besar statistik ekonomi yang dilaporkan surat kabar disesuaikan
menurut musim seasonally adjusted. Ini berarti bahwa data itu telah disesuaikan
untuk menghilangkan fluktuasi musiman regular. Prosedur statistik yang
digunakan terlalu rumit untuk disajikan di sini, tetapi pada dasarnya prosedur
itu mengurangi perubahan pendapatan yang bisa diprediksi dengan mudah dari
perubahan musim. Karena itu, ketika mengamati naik turunnya GDP riil atau
serangkaian data lainnya, harus melihat hal-hal lain diluar siklus musiman
sebagai penyebabnya.
Mengukur Biaya Hidup : Indeks
Harga Konsumen
Harga Sekelompok Barang
Peningkatan dalam seluruh tingkat harga disebut inflasi.
Ukuran mengenai tingkat harga yang paling banyak digunakan adalah indeks harga
konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI). CPI dihitung oleh Biro
Statistik Tenaga Kerja (AS)/ Indeks harga konsumen disusun oleh Badan Pusat
Statistik berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber
relevan, seperti pasar konsumen, produsen, lembaga-lembaga konsumen, dan
sebagainya (IND). Jika GDP mengubah jumlah berbagai barang
dan jasa menjadi sebuah angka tunggal yang mengukur nilai produksi, CPI
mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal yang
mengukur seluruh tingkat harga.
CPI
adalah harga sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok
barang dan jasa yang sama pada tahun dasar. Waktu dasar yang dipergunakan adalah tahun dimana
ekonomi dianggap dalam keadaan stabil dan tidak berjauhan dengan tahun yang
akan datang.
Contoh:
CPI = (Jml Brg x Hrg Brg1 pd thn Skrng)+(Jml Brg
xHrg Brg2 pd thn Skrng)
(Jml BrgXHrg Brg1 pd thn dasar)+( Jml
BrgXHrg Brg2 pd thn dasar)
Faktor yang mempengaruhi pembentukan harga konsumen:
1. kebijakan pemerintah berkenaan dengan politik ekonomi dan moneter serta politik perdagangan luar negeri,
2. kebijakan harga yang ditetapkan oleh pemerintah,
3. jumlah permintaan konsumen terhadap komoditas,
4. kenaikan pendapatan masyarakat,
5. biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen,
6. nilai mata uang jika dibandingkan dengan kurs.
1. kebijakan pemerintah berkenaan dengan politik ekonomi dan moneter serta politik perdagangan luar negeri,
2. kebijakan harga yang ditetapkan oleh pemerintah,
3. jumlah permintaan konsumen terhadap komoditas,
4. kenaikan pendapatan masyarakat,
5. biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen,
6. nilai mata uang jika dibandingkan dengan kurs.
CPI
Versus Deflator GDP
Deflator GDP dan CPI memberikan informasi
yang berbeda tentang apa yang terjadi pada seluruh tingkat harga dalam
perekonomian.
Tiga Perbedaan CPI dan Deflator
GDP :
- Deflator GDP mengukur harga seluruh barang dan jasa yang diproduksi. CPI mengukur harga barang dan jasa yang dibeli konsumen.
- Deflator GDP hanya mencakup barang dan jasa yang diproduksi secara domestik. CPI terpengaruh barang-barang impor.
- Deflator GDP menggunakan timbangan tidak tetap. CPI menggunakan timbangan tetap terhadap harga barang-barang yang berbeda.
Para ekonom menyebut
indeks harga dengan sekelompok barang tetap sebagai indeks laspeyres dan indeks
harga dengan kelompok barang tidak tetap sebagai indeks Paasche. Ketika harga
barang-barang yang berbeda berubah dengan jumlah yang berbeda, indeks laspeyres
(kelompok barang tetap) cenderung menetapkan terlalu tinggi peningkatan biaya
hidup karena tidak memperhitungkan bahwa konsumen memiliki peluang untuk
mensubstitusi barang yang lebih murah daripada barang yang mahal. Indeks
Paasche (kelompok barang tidak tetap) cenderung menetapkan terlalu rendah
peningkatan biaya hidup.
Mengukur Tuna Karya: Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran adalah statistik yang
mengukur persentase orang-orang yang ingin bekerja tetapi tidak mempunyai
pekerjaan.
Dua Ukuran Total
Pekerja :
- Survei Rumah Tangga : diperoleh estimasi jumlah orang yang mengatakan bahwa mereka bekerja.
- Survei Perusahaan : diperoleh estimasi jumlah pekerja yang dimiliki perusahaan berdasarkan gaji.
Survei
Rumah Tangga
Ada 3 kategori dari survey rumah tangga :
- Bekerja : Kategori ini mencakup seseorangyang pada saat survey dilakukan bekerja sebagai pegawai yang menerima upah, bekerja pada usaha milik sendiri, atau bekerja sebagai pegawai yang tidak menerima upah pada usaha keluarga. Kategori ini juga mencakup mereka yang memiliki pekerjaan namun tidak sedang bekerja karena untuk sementara waktu absen.
- Tidak bekerja : Kategori ini mencakup mereka yang tidak bekerja, memiliki keinginan untuk bekerja, dan telah mencoba mencari pekerjaan, juga termasuk yang menunggu panggilan kerja.
- Tidak termasuk dalam angkatan kerja : Kategori ini mencakup mereka yang tidak termasuk dalam dua kategori awal,seperti pelajar, ibu rumah tangga, atau pensiunan.
Seseorang yang ingin
bekerja tetapi menyerah mencari pekerjaan, pekerja yang putus asa (discouraged
worker) dianggap tidak termasuk dalam angkatan kerja.
Angkatan kerja (labor force) didefinisikan sebagai jumlah orang yang
sedang bekerja dan orang yang menganggur, dan tingkat pengangguran
(unemployment rate) didefinisikan sebagai persentase dari angkatan kerja yang
tidak bekerja.
Angkatan kerja = Jml Org yg
Bekerja+ Jml Pengangguran
Tingkat Pengangguran = (Jumlah Pengangguran / Angkatan Kerja)X100%
Tingkat partisipasi angkatan kerja
(labor-force participation rate) yaitu persentase dari populasi orang dewasa
yang ada dalam angkatan kerja.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
= (Angkatan Kerja / Populasi Dewasa)X100%
Survei Perusahaan
Diperoleh estimasi
jumlah pekerja yang dimiliki perusahaan berdasarkan gaji.
Kelemahan dari kedua
survei
- Kedua survei mengukur hal yang berbeda
- Perusahaan yang baru berdiri memerlukan waktu untuk dilibatkan ke dalam survei perusahaan. Sedangkan survei rumah tangga bagaimana memperhitungkan pekerjaan di antara rumah tangga yang disurvei terhadap keseluruhan populasi.
Kesimpulan : Dari Statistik Ekonomi ke
Model Ekonomi
Tiga Statistik yaitu
produk domestic bruto, indeks harga konsumen, dan tingkat penggangguran
mengkuantifikasi kinerja perekonomian. Para pembuat keputusan public dan swasta
menggunakan statistic ini untuk memantau perubahan-peubahan dalam perekonomian
dan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang tepat. Para ekonom menggunakan
statistik ini untuk mengembangkan dan menguji teori-teori tentang bagaimana
perekonomian berjalan.
Label:
Kuliah.Q
Langganan:
Postingan (Atom)